Mutiasaara Hadits

Senin, 17 Agustus 2009

Saudariku, apa yang menghalangimu berhijab?

”Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan rnkepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwannnya. ” (Asy Syams: 7-8 )

Manusia diciptakan oleh Allah dengan sarana untuk meniti jalan kebaikan atau rnjalan kejahatan. Allah memerintahkan agar kita saling berwasiat untuk mentaati rnkebenaran, saling memberi nasihat di antara kita dan menjadikannya di antara rnsifat-sifat orang yang terhindar dari kerugian.

Sebagaimana disebutkan dalam surat Al ‘Ashr, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi rnWasallam menjelaskan bahwa kewajiban kita terhadap sesama adalah saling rnmenasihati.

Beliau bersabda:
”Orang mukmin adalah cermin bagi orang mukmin lainnya ” rn(Diriwayatkan oleh Thabrani dalam ”Al Autsah” dan dishahihkan oleh Al Albani rndalam Shah Jami’ush Shaghir, hadits no. 6531)

Dengan kata lain, seorang mukmin bisa menyaksikan dan mengetahui rnkekurangannya dari mukmin yang lain. Sehingga ia laksana cermin bagi dirinya. rnTetapi cermin ini tidak memantulkan gambar secara fisik melainkan memantulkan rngambar secara akhlak dan perilaku. Islam juga –sebagaimana dalam banyak rnhadits—menganjurkan dan mengajak pemeluknya agar sebagian mereka mencintai rnsebagian yang lain. Di antara pilar utama dari kecintaan ini, hendaknya engkau rnberharap agar saudaramu masukSurga dan dijauhkan dari Neraka. Tak sebatas rnberharap, namun engkau harus berupaya keras dan maksimal urituk menyediakan rnberbagai sarana yang menjauhkan saudaramu dari hal-hal yang membahayakan dan rnmerugikannya, di dunia maupun di akhirat.

Hal-hal di atas itulah yang melatar belakangi buku sederhana ini kami rnhadirkan. Selain itu, kecintaan dan rasa kasih sayang kami kepada segenap remaja rnputeri di seluruh dunia Islam. Tentu,juga keinginan kami untuk menjauhkan mereka rndari bahaya dan kerugian di dunia maupun di akhirat.

Lebih khusus, buku ini kami hadirkan untuk segolongan kaum muslimah yang rnbelum mentaati perintah berhijab (’Hijab: Maksudnya, busana wanita muslimah yang rnmenutupi seluruh bagian tubuhnya dari kepala hingga telapak kaki, hijab tersebut rnmempunyai syarat-syarat tertentu. (lihat him.66 )

seperti yang diperintahkan syariat. Baik karena belum mengetahui bahwa hijab rnadalah wajib, karena tidak mampu melawan tipu daya dan pesona dunia, karena rntakluk di hadapan nafsu yang senantiasa memerintahkan keburukan atau tunduk oleh rnbisikan setan, karena pengaruh teman yang tidak suka kepada kebaikan bagi sesama rnjenisnya atau karena alasan-alasan lain.

Kami memohon kepada Allah semoga uraian dalam buku sederhana ini menjadi rnpembuka hati yang terkunci, menggetarkan perasaan yang tertidur, sehingga bisa rnmengembalikan segenap akhawat yang belum mentaati perintah ber-hijab, kepada rnfitrah yang telah diperintahkan Allah Subhanahu Wata’ala.

0 komentar:

Posting Komentar