Tujuan mengikuti lomba foto tentu untuk menang, bukan? Hadiah jutaan rupiah menanti. Bersaing dengan ratusan atau mungkin ribuan foto, tentu kita harus memiliki senjata yang mumpuni. Sesuatu yang lain dari peserta pada umumnya.
Selain persyaratan teknis seperti eksposur yang tepat, komposisi, fokus, pencahayaan, kontras, perspektif dan lainnya, kita harus melihat kategori foto yang dilombakan. Apakah kategori itu sesuai dengan selera foto kita? Agak aneh, kalau kita senang photo still life tapi kemudian harus mengikuti lomba foto human interest.
Meski bukan jaminan untuk selalu menang, berikut 6 (enam) tips yang direkomendasikan oleh Gordon Lewis pemenang Pop Photo`s 9th Annual International Picture Contest :
1. Masukkan foto yang positif dan tidak kontroversial. Mungkin dari segi artistik foto itu bagus, namun bila mengandung unsur SARA atau pornografi sudah pasti tidak akan mendapat nilai dari juri atau masyarakat umum.
2. Cari gambar yang sudah berbicara. Kalau dari awal foto sudah tak mampu menarik perhatian juri, mereka akan langsung menyisihkan foto tersebut. Ingat, kita tidak berada di situ untuk menjelaskan tentang foto. Foto yang baik adalah foto yang mampu bercerita tanpa perlu narasi sang fotografernya.
3. Foto yang di dalamnya ada air, salju, matahari terbenam dan pantai adalah foto favorit masyarakat umum. Kecuali lomba foto ditujukan untuk keluarga atau publikasi untuk anak anak, hindarkan mengirim foto yang terlalu cute atau sentimental.
4. Mainkan kekuatanmu. Kalau kita merasa senang dan jago dalam street photography dan kemudian ada lomba fotografi pariwisata, masukkan saja street photography tersebut.
5. Tanyakan pada diri sendiri apa yang membuat foto yang telah dihasilkan berbeda dengan orang lain walaupun objek fotonya sama. Apakah pencahayaan, sudut pengambilang gambar, warna atau tekniknya yang berbeda? Nggak mau kan mengirim foto yang sama bagus dengan orang lain? Ya… kalau nggak ada sesuatu yang menonjol, gimana mau menarik perhatian juri dan menang?
6. Jangan terlalu banyak oldig. Walau Photoshop dan software pengolah foto lainnya dibuat untuk memaksimalkan hasil foto (menaikkan saturasi, meningkatkan dynamic range atau menciptakan dunia yang fantastis), namun juri ingin terpesona oleh gambar bukan apa yang kita perbuat terhadap gambar tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar